Rabu, 20 Mei 2020

si Gadis Es Kopi

mendung
banyak orang menyukainya
namun tidak denganku
itu karena ia menyukai es kopi
ia, yang belakangan jadi alasanku bertahan hidup
saat hidup terasa hampa sosoknya hadir

ia selalu memesan es kopi,
duduk di bangku yang sama di kafe itu, tiap Jumat pertama
aku melakukan hal yang sama--sudah tiga bulan ini
bedanya, di depannya selalu bertebaran buku-buku
sementara aku, hanya laptop dan mouse
kedua benda itu tak sesungguhnya kugunakan, hanya kedok
karna alasanku berlama-lama di sana--bergaya ala anak gaul Bandung,
hanyalah untuk melihatnya secara langsung, dari dekat

sore ini mendung datang
pulang dari toko roti tempatku bekerja, aku sudah tak bersemangat
aku menunggu di tempat biasa, di warkop seberang kafe

betul saja,
sudah jam 8, namun ia belum juga datang
apakah di misa kali ini romo memberikan homili lebih panjang dari biasanya
atau uskup tiba-tiba datang menyapa dan menyalami para umat
ataukah barangkali sedang ada penampilan singkat--setelah komuni-- dari kelompok paduan suara anak-anak panti asuhan
ah, pasti karena mendung ini
konon menu es kopi diciptakan saat matahari sedang terik-teriknya,
bukan saat mendung
mendung dan es kopi bukan pasangan yang cocok
jadi para penikmat es kopi tak akan mencari mendung
kesimpulannya ia tak akan ada di kafe seberang sana malam ini

setengah jam berlalu, kuputuskan 'tuk pergi
kubayar 10 ribu untuk kopi dan rokok garpit,
pada ibu berkacamata reiben hitam, sang empunya warkop
lalu kugowes sepeda gazelle ku

dalam perjalanan pulang,
tergoda wanginya yang khas,
kusengajakan mampir di warung surabi,
surabi haneut
kupesan surabi telor dengan topping kinca kacang merah
lalu duduk di bangku pojok
sambil menunggu, ku putar-putar pandanganku mengelilingi ruangan

dan,
ada dia di meja sana
bersama teman-temannya
aih, anggun sekali kau nona
batik Solo memang tak pernah gagal menganggunkan seseorang
(atau menambah keanggunan seseorang--bukankah ia sudah anggun walau hanya berkemeja biasa)

pesananku datang diantar
"Kang, sama teh tariknya ya satu!"
teh tarik datang
lengkap sudah
langsung kusantap
(berkat Tuhan mana yang kau dustakan)

lalu ada yang ikut-ikutan datang
sang gerimis
bagus, ia jadi bisa berlama-lama di sini
kulihat ia kembali memesan

terimakasih mendung
mungkin aku mulai menyukaimu

Tidak ada komentar: